1Kanker Leher Rahim
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada leher rahim, suatu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim
yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Diananda,
2007).
2.
Penyebab
Penyebab pasti kanker leher rahim belum diketahui, tetapi penelitian
akhir di luar negeri mengatakan bahwa virus yang disebut Humam papilloma virus
(HPV) menyebabkan faktor resiko seorang wanita untuk terkena kanker leher rahim
meningkat tajam. Dikatakan, para wanita dengan HPV tinggi, paling sedikit 30
kali leibh cenderung beresiko mengidap penyakit kanker leher rahim dibanding
dengan wanita dengan HPV yang negatif. Penyebab penyakit kanker leher rahim
adanya perubahan gen, terkena mikroba, radiasi atau pencemaran oleh bahan
kimia. Yang termasuk mikroba misalnya virus HPV, terutama no 16 dan 18.
Sementara persentase akibat radiasi nilainya rendah sekali. Penyebab serius
lainnya adalah sperma pria.
Pasalnya, bagian kepala sperma mengandung protein dasar apabila menyatu
dengan leher rahim, protein dasar ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan
sel di leher rahim (Diananda, 2007).
3. Gejala-gejala kanker leher rahim
Biasanya tidak ada gejala-gejala yang jelas dari kanker leher rahim
sampai kanker tersebut telah menyebar dan sukar untuk diobati. Sering terdapat
tanda awal pada leher rahim yang hanya bisa dilihat pada pemeriksaan panggul,
karena itu penting sekali bagi kaum wanita untuk periksa panggul secara
berkala/rutin. Pendarahan yang tidak normal dari vagina, termasuk perdarahan
setelah hubungan seksual atau keluarnya cairan yang tidak normal dari vagina
atau bau yang tidak sedap dari vagina bisa menjadi tanda-tanda adanya gangguan
kesehatan termasuk adanya kanker leher rahim (Diananda, 2007).
Faktor risiko terjadinya kanker leher rahim
Faktor-faktor risiko terjadinya kanker
leher rahim menurut Diananda (2007) sebagai berikut :
1) Melakukan hubungan seksual pada usia muda (kurang dari 16 tahun)
Transisi dari masa kanak-kanak ke masa menjelang
dewasa ditandai dengan menstruasi yang melibatkan berbagai macam perubahan
terutama hormon. Munculnya hormon estrogen pada masa itu membuat sel-sel pada
dinding vagina menebal.
Selain itu, pada masa ini ada glikogen yang oleh
bakteri bermanfaat diubah menjadi asam vagina. Pada dasarnya, asam vagina ini
berfungsi melakukan protesi terhadap infeksi.
Namun akibat suasana vagina yang menjadi asam jaringan
epitel disekitarnya menjadi berlapis-lapis. Apabila dalam situasi yang penuh
perubahan itu masuk sperma perubahan akan menjadi-jadi.
2) Wanita dengan aktifitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti
pasangan
Dengan berganti-ganti pasangan kesempatan
untuk terkena penyakit akibat hubungan seksual seperti gardenela vaginosis
(gejala keputihan berwarna abu-abu yang berbau dan sering ditemukan infeksi
trichomoniasis), klamidia, herves dan kondiloma akuminata.
3) Kebersihan genitalia yang buruk
4) Wanita yang merokok
Wanita perokok resiko kanker leher rahim
akan didapat jika nikotin yang dibawa aliran darah sudah mencapai leher rahim.
Nikotin yang sampai di leher rahim memudahkan virus masuk ke daerah leher
rahim.
5) Riwayat penyakit kelamin seperti herves dan kutil genitalia
6) Semakin tinggi resiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan
jarak persalinan yang terlalu dekat.
7) Trauma kronis pada leher rahim seperti persalinan, infeksi dan iritasi
menahun.
4. Upaya Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Dikarenakan penyakit leher rahim tidak melibatkan tanda-tanda awal yang
jelas, tetapi bisa disembuhkan bila ditemukan secara dini, maka perlu sekali
untuk melakukan pemeriksaan uji saring secara berkala. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk menemukan sel-sel yang tidak normal yang terdapat pada leher
rahim. Jaringan tersebut bisa dalam bentuk sedikit abnormal (Displasia ringan),
abnormal yang cukup berat (Diplasia berat) atau kanker dini (sebelum kanker
menyebar).
Adapun cara
deteksi dini kanker leher rahim :
a. Pemeriksaan usapan papaniculou (Papsmear)
Cara yang paling sering digunakan adalah
test usapan papsemar. Untuk test ini, petugas kesehatan akan mengambil beberapa
sel dari serviks dengan cara mengusap atau mengelupas dengan halus. Cara ini
sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit. Test ini dilakukan pada waktu
pemeriksaan panggul dan kemudian jaringan tersebut dikirim ke laboratorium
untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Jenis pemeriksaan lain untuk menemukan kanker :
1) Biopsi, jaringan leher rahim diambil sedikit dan dikirim ke laboratorium
untuk diperiksa kemungkinan adanya sel-sel kanker.
2) Kolposkopi, alat yang tersedia di beberapa rumah sakit akan membantu
leher rahim lebih besar (seperti kaca pembesar), sehingga lebih mudah untuk
dilihat tanda-tanda awal kanker.
b. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA)
Suatu cara baru yang mudah untuk diuji
sering kanker leher rahim pada wanita adalah dengan menggunakan larutan cuka
(aceptik acid) yang dioleskan pada leher rahim dan menyebabkan jaringan yang
tidak normal berubah menjadi putih. Kanker leher rahim diperiksa, kadang-kadang
dengan bantuan suatu lensa kecil untuk membantu penglihatan bila wanita
tersebut mempunyai jaringan yang tidak normal, dia perlu untuk melakukan
pemeriksaan lain untuk pengobatan.
c. Vaksin kanker leher rahim
Vaksin ini telah dibuat oleh Glaxo Smith
Klin (GSK) di Filipina dan telah diuji oleh badan pengawasan obat dan makanan
setempat. Vaksin ini ditunjukan untuk
wanita usia muda maupun dewasa (usia 10 tahun atau seterusnya) untuk mencegah
kanker leher rahim dan memberikan 100% perlindungan dari HPV tipe 16 dan 18.
Vaksin tersebut berkhasiat melawan infeksi menetap yang disebabkan oleh tipe
HPV onkogenik lainnya (Ramadhan, 2007).
d. Berapa kali sebaiknya melakukan pemeriksaan kanker dini ?
Untuk menemukan kanker leher rahim secara
dini supaya bisa diobati secara tuntas, maka wanita harus melakukan pemeriksaan
uji saring tersebut paling tidak tiga tahun sekali. Di daerah-daerah ini tidak
mungkin dikerjakan, wanita sebaiknya paling tidak sekali setiap lima tahun,
terutama wanita di atas 35 tahun.
Cara menghindari munculnya kanker leher
rahim yang harus dilakukan oleh wanita adalah sebagai berikut (Diananda, 2007)
:
a) Pemeriksaan teratur, apabila anda wanita dewasa yang melakukan hubungan
seks secara teratur, lakukan papsmear setiap 2 tahun.
b) Waspadai gejalanya, segera hubungi dokter kalau ada gejala-gejala yang
tidak normal seperti perdarahan, terutama setelah aktifitas seksual.
c) Hindari merokok, wanita sebaiknya tidak merokok, karena dapat merangsang
timbulnya sel-sel kanker malnikotin yang dikandung dalam darah anda. Risiko
wanita merokok terkena kanker mulut rahim adalah 4-13 kali lebih besar
dibandingkan wanita tidak merokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksis
pada sel epitel, sehingga memudahkan masuknya mutagen virus.
d) Hindari antiseptic, hindari kebiasaan vagina dengan menggunakan
obat-obatan antiseptic maupun deodorant karena akan mengakibatkan iritasi di
leher rahim yang merangsang terjadinya kanker.
e) Menghindari pemakaian bedak pada vagina wanita usia subur, karena justru
mengakibatkan kanker ovarium, jangan menggunakan estrogen pada wanita yang
terlambat menopause.
(Bd. Heni)
No comments:
Post a Comment