Manusia selalu ingin tahu tentang masa depan karena dengan
mengetahuinya lebih dahulu dari orang lain, dia akan memiliki keunggulan
tersendiri. Dalam dunia militer, para ahli yakin bahwa Nazi Jerman pada PD II
sempat berusaha menciptakan mesin waktu untuk memenangi perang melawan sekutu.
Dalam dunia ekonomi kita mengenal ada Alvin Toffler, John Naisbitt dlsb. yang
sampai disebut futurist atau ahli masa
depan. Tetapi sesungguhnya umat inilah yang lebih layak untuk
memiliki keunggulan masa depan atau future edge itu karena
kita lah yang diberi sarananya. (Gerai Dinar)
Terlepas dari klaim beberapa ahli sejarah bahwa konon Nazi
benar-benar berhasil menciptakan mesin waktu untuk ‘mencuri informasi’ dari
masa depan, keyakinan kita mengatakan hal ini tidak mungkin karena ada ayat
: “Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi
mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(QS 31:34)
Namun bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa – ilmu tentang
masa depan itu sangat dimungkinkan untuk dikuasainya. Bukan karena dia
melakukan perjalanan lintas waktu, tetapi karena dia membaca petunjuk-petunjukNya.
Petunjuk-petunjuk tersebut selalu berlaku sejak dahulu, sekarang maupun nanti
hingga akhir jaman.
Bahwa kita bisa tahu tentang kejadian-kejadian masa depan – itu
sebatas yang diberitahukan oleh Allah melalui Al-Qur’an atau hadits-hadits yang
shahih dari Rasulullah Sholallahu ‘ Alaihi Wasallam. Bahkan para malaikat-pun
hanya tahu sebatas yang diajarkan oleh Allah “ Laa ‘Ilma Lanaa Illaa
Maa ‘Allamtanaa – tidak ada ilmu bagi kami kecuali yang telah Engkau ajarkan
kepada kami” (QS 2:32).
Melalui petunjukNyalah misalnya kita tahu strategi perangnya
Yahudi – yang hanya berani berperang dari balik tembok ( QS 59 : 14). Meskipun
ayat ini bercerita tentang peristiwa pengusiran Yahudi di jaman Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kita juga bisa melihat kebenaran ayat ini di
zaman ini dengan apa yang terjadi di tanah Palestina - dimana zionis Yahudi
membangun tembok-tembok setinggi 8 meter dan bila telah selesai tembok ini
nantinya akan membentang sejauh 700 km !
Kita juga diberi tahu oleh Allah perilaku mereka yang merusak
tanaman dan keturunan (QS 2 : 205), dan kini kita menyaksikan betapa dasyatnya
kerusakan yang diberbuat oleh (system) mereka terhadap benih-benih tanaman dan
juga ternak. Benih yang seharusnya bisa ditanam kembali untuk mencukupi kebutuhan
pangan manusia sedunia, dijadikan oleh mereka mandul sehingga setiap petani
yang mau menanam harus membeli benih baru dari mereka.
Di bidang keuangan kita diberi tahu oleh Allah tentang kelicikan
mereka dalam menghalalkan harta orang-orang umi ( orang lain diluar kelompok
mereka) untuk diambil secara dhalim ( QS 3:75), dan juga kerusakan-kerusakan
yang disebabkan oleh system riba mereka (QS 2:275-279). Kita bisa menyaksikan
realitanya di masyarakat modern jaman ini, betapa mereka diperbudak oleh cekikan
riba - kerja keras siang malam hanya untuk membayari bunga riba.
Dan petunjuk-petunjukNya untuk masa lalu, masa kini sampai masa
depan itu juga berlaku pada seluruh bidang-bidang kehidupan lainnya. Bidang
kedokteran/kesehatan, bidang teknologi, sosial, politik dlsb.
Namun perlu diingat bahwa informasi dari dunia masa depan
sekalipun, hanya akan menjadikan keunggulan nyata bagi kita – bila kita tahu
cara menggunakan atau memanfaatkan informasi tersebut. Itulah sebabnya di
rangkaian ayat-ayat berikut – umat ini akan ditinggikan hanya bila kita
bener-bener beriman dan menggunakan Al-Qur’an sebagai huda ( petunjuk) dan
mauidhah (pelajaran).
“(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu
bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
(QS 3:138-139)
Bila para pelaku ekonomi dunia baik dari kalangan swasta maupun
pemerintah bersedia membayar sangat mahal untuk keahlian orang-orang seperti
Alvin Toffler, John Naisbitt dan sejenisnya – untuk sekedar mendapatkan
‘dugaan’ tentang masa depan, umat ini bisa memperolehnya secara gratis dan
bukan sekedar dugaan – tetapi informasi yang sesungguhnya tentang masa depan
itu.
Maka dibandingkan dengan umat-umat lain, sesungguhnya keunggulan
kompetitif tentang ilmu masa depan itu ada pada umat ini. Kita diberi ilmu
tentang bagaimana memenangkan perang hingga amat detil, kita diberi ilmu
tentang kelemahan musuh juga amal detil, kita diberi ilmu tentang system
ekonomi yang dihancurkan dan yang disuburkan, ilmu memakmurkan bumi dari A
sampai Z-nya, ilmu untuk mengobati seluruh penyakit, dan segala macam informasi
dan ilmu yang dibutuhkan untuk keselamatan dan kesejahteraan umat manusia
selagi hidup di dunia bahkan juga sesudahnya.
Maka dengan keunggulan dalam ilmu masa depan – future edge -
yang dimiliki oleh (sebagian) umat ini, saya membayangkan kedepannya
konsultan-konsultan bisnis terbaik itu bukan lulusan Harvard Business School –
tetapi bisa dari mana saja asal dia bisa memahami Al-Qur’an dan Hadits-hadits
Shahih sampai pada tingkat aplikasinya di masa kini maupun masa yang akan
datang.
Pusat-pusat kajian implementasi Al-Qur’an yang kami mulai di
Jonggol dan yang di Sentul ( insyaAllah mulai digunakan bulan ini), insyaAllah
bisa menjadi model bagaimana Al-Qur’an itu bisa bener-bener menjawab seluruh
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dunia di jaman ini dan nanti ( QS
16:89). InsyaAllah !.
No comments:
Post a Comment