Tidak semua penguasa yang tidak
beriman itu bengis seperti Fir’aun, ada yang tidak beriman tetapi penuh
kelembutan seperti Ratu Balqis. Dia semula tidak beriman bukan hatinya menolak
atau menentang Allah, tetapi hanya karena belum sampai kepadanya dakwah yang
sesuai. Maka ketika sampai kepadanya dakwah Nabi Sulaiman ‘Alaihi
Salam yang berhasil mempesonanya, ratu yang memimpin salah satu negeri paling
makmur dan terkenal di jazirah Arab ini-pun serta merta beriman. Pesona Nabi
Sulaiman ‘Alaihi Salam inilah yang barangkali kita butuhkan saat ini untuk
'Balqis-Balqis' di luar sana. (GeraiDinar)
Apa pesona nabi Sulaiman
‘Alaihi Salam tersebut ? berdasarkan kronologi penuturannya di Al-Qur’an saya
menemukan setidaknya ada lima pesona yang membuat Ratu Balqis bertekuk lutut
dan kemudian beriman.
Pesona pertama adalah
kelembutan kata-kata Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam ketika meminta Ratu Balqis
menyerahkan diri, kata-kata yang lemah lembut tidak membuatnya tersinggung,
tidak merasa kehormatannya sebagai ratu direndahkan – bahkan dia malah
memujinya di depan para penggede negeri Saba. Pengakuan Balqis ini diabadikan
oleh Allah dalam ayat berikut :
“Berkata ia (Balqis):
"Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah
surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)
nya: "Bismillahirrahmanirrahiim - Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS 27:29-30)
Pesona yang kedua adalah ketika
Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam menolak hadiah yang diberikan oleh utusan Ratu Balqis.
Kebiasaan penguasa negeri, meskipun negerinya kaya dan penguasanya sangat kaya
– mereka selalu masih mau menerima hadiah atau upeti dari negeri atau manusia
lain, tidak demikian dengan Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam.
Dia merasa cukup dengan apa
yang diberikan oleh Allah kepadanya : “Maka tatkala utusan itu sampai kepada
Sulaiman, Sulaiman berkata: "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan
harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang
diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.” (QS
27:36)
Pesona yang ketiga adalah
perlakuan Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam terhadap para utusan dan semua
kabar/reputasi baik yang sampai ke Ratu Balqis – yang kemudian membuat hatinya
tergerak untuk mendatangi langsung kerajaan Sulaiman.
Pesona keempat adalah ketika
Sulaiman ‘Alaihi Salam menyambut kedatangan Ratu Balqis dengan singgasana Ratu
Balqis sendiri yang secara khusus didatangkan Sulaiman dalam sekejap. Pengakuan
Ratu Balqis yang ini diabadikan Allah dalam ayat berikut :
“Dan ketika Balqis datang,
ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?" Dia menjawab:
"Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan
sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri". (QS 27:42)
Dan pesona kelima adalah ketika
ratu dari negeri yang sangat makmur dan terkenal di Arab itu menjadi kelihatan
‘ndeso’ dihadapan Sulaiman ‘Alaihi Salam. Diabadikan di ayat berikut di dalam
Al-Qur’an ;
“Dikatakan kepadanya:
"Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana
itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari
kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat
dlalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah,
Tuhan semesta alam". (QS 27:44)
Maka lima pesona Sulaiman
‘Alaihi Salam inilah yang barangkali juga kita perlukan untuk menaklukkan dunia
saat ini. Yaitu kombinasi dari kelemah lembutan bahasa, kecukupan hati – tidak
serakah, kehalusan budi, ketinggian ilmu dan keunggulan obsesi.
Uswatun Hasanah kita-pun dipuji
Allah dalam hal kelemah –lembutan dan kehalusan hatinya : “Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS 3:159)
Bila Uswatun Hasanah kita
saja berlaku lemah lembut dan berhati halus, maka tidak sepantasnya kita
bersikap keras dan berlaku kasar terhadap orang lain di luar sana – kecuali
yang jelas-jelas memusuhi kita.
Jangankan menarik
'Balqis-Balqis' untuk beriman, orang yang sudah mulai beriman-pun bisa
lari menjauh bila didakwahi dengan cara yang keras dan kasar seperti yang
disinyalir oleh Allah dalam ayat d atas “…tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu…”.
Ketinggian ilmu dan keunggulan
obsesi juga menjadi instrumen dakwah yang efektif. Nabi Musa ‘Alaihi Salam
diberi mukjizat menaklukkan sihir karena dia diberi tugas dakwah ke
Fir’aun yang obsesinya sihir. Nabi Isa 'Alaihi Salam diberi kemampuan
pengobatan yang sangat tinggi, karena obsesi jamannya adalah ilmu pengobatan.
Nabi Sulaiman 'Alaihi Salam
diberi kerajaan dan kekayaan yang belum pernah diberikan kepada manusia
sebelumnya dan tidak sesudahnya, salah satunya adalah karena tugas dakwahnya
meliputi penaklukan Ratu Balqis yang memimpin negeri yang sudah sangat makmur
pada jamannya. Maka demikianlah kita umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi
Wasallam, mendapatkan tugas dakwah di jaman modern ini yang masyarakatnya
terobsesi dengan segala macam ilmu dan teknologi.
Mukjizat Nabi kita Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah Al-Qur’an yang merupakan sumber segala
sumber ilmu, dari segala sumber ilmu inilah lahir segala bentuk Science dan
Technology yang dibutuhkan oleh umat di jaman ini.
Bila umat ini benar-benar
menguasai petunjukNya yaitu Al-Qur’an dan benar-benar menggunakannya sebagai petunjuk
dan panduan hidupnya, pasti umat ini mampu mengungguli obsesi apapun yang hadir
di jaman ini. Keunggulan umat ini – bila memenuhi syaratnya – dijanjikan oleh
Allah dalam dua ayat berikut : “(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi
seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman.” (QS 3:138-139)
Maka kita harus bisa membawakan
petunjuk ini untuk bisa benar-benar menjadi keunggulan umat, bisa menaklukkan
obsesi apapun dari 'Ratu Balqis-Ratu Balqis' jaman ini. InsyaAllah.
No comments:
Post a Comment