Pengertian Inseminasi buatan
Inseminasi buatan
Sumber Gbr. : ternak.net
Inseminasi buatan adalah merupakan terjemahan dari artificial
insemination (Inggris), kunstmatige inseminatie (Belanda), insemination
artificielle (Prancis), atau künstliche besamung (Jerman).
Artificial artinya tiruan atau buatan. Insemination berasal dari bahasa latin inseminatus;
”in” artinya pemasukkan, penyampaian atau deposisi, sedangkan ”semenatus”
adalah cairan yang mengandung sel-sel kelamin jantan yang diejakulasikan
melalui penis pada waktu kopulasi atau penampungan. Jadi menurut definisi, inseminasi
buatan adalah pemasukan atau penyampaian semen kedalam saluran kelamin
betina dengan menggunakan alat-alat buatan manusia, jadi bukan secara alami.
Inseminasi buatan juga merupakan suatu perkawinan dengan menggunakan teknologi
dengan bantuan manusia dimana dengan IB ini diharapkan dapat memperbaiki
ternak-ternak yang mempunyai genetik jelek yang ada di seluruh dunia ini
diganti dengan bibit-bibit yang genetiknya baik, sehingga dapat meningkatkan
baik populasi maupun produktivitas ternak. Oleh karena itu pelaksanaan IB
sangat penting dipelajari.
Hal-hal yang
perlu dipelajari dalam pelaksanaan IB adalah :
(1) menyediakan
semen.
(2) menyiapkan
peralatan dan bahan penunjang.
(3) mengoperasionalkan
IB.
(4) merawat
peralatan IB dan.
(5) mencatat
pelaksanaan IB secara detil.
Inseminasi
buatan merupakan satu alat yang ampuh yang pernah diciptakan manusia untuk
meningkatkan populasi dan produksi hewan baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Teknik Inseminasi buatan sudah sangat meluas dan sudah populer
terutama dalam bidang peternakan khususnya lagi pada sapi, ayam, domba dan
kambing.
Dalam praktek,
prosedur inseminasi buatan tidak hanya meliputi deposisi atau penyampaian semen
kedalam saluran kelamin betina, tetapi mencakup juga seleksi dan pemeliharaan
pejantan, penam-pungan, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan)
dan pengankutan semen, inseminasi, pencatatan dan penentuan hasil inseminasi
pada hewan betina serta bimbingan dan penyuluhan peternak khususnya bagi
penerapan IB dibidang peternakan.
Pemeriksaan
Semen
Pemeriksaan
semen dilakukan secara makroskopis seperti volume, warna dan konsistensi.
Sedangkan secara mikroskopis meliputi :
(1) menaksir
kualitas semen/air mani.
(2) menaksir
prosentase sperma dalam semen.
(3) Menghitung
sperma dengan hymocytometer.
(4) Menghitung
sperma hidup dan yang mati dengan pewarnaan.
(5) Melihat
morfologi sperma dan menghitung sperma normal dan yang abnormal.
Pengenceran
semen
Fungsi
pengencer semen diantaranya :
(1) Sumber
makanan atau nutrisi untuk energi bagi spermatozoa.
(2) Pelindung
spermatozoa dari pertumbuhan kuman.
(3)
Mempertahankan tekanan osmotic.
(4) Mencegah
perubahan PH.
(5) Mengurangi
kerusakan sperma karena “ cold shock”.
(Dikbud)
No comments:
Post a Comment